'/>

Monday 21 September 2015

Satu bongkahan awan besar tadi sudah cepat sekali pecah kencang menggumawan ke mana-mana,
langsung saja hal itu membuatku memikirkanmu untuk kemudian mencoba memberanikan diri berandai menanyaimu,

Maukah kau mengizinkanku menjadi awan? biar lebih leluasa memetik warna-warna pelangi nanti, lalu akan kupecahkan diriku tipis-tipis biar lebih mudah aku menjaring deras kicau angin langit yang riuh-riuh sejuk itu,
tenang saja jika kau tak bisa pulang dan belum dapat bertemu denganku semuanya bakal kuwadahkan untuk kusimpan jadi satu, nanti biar aku kirim lewat aku yang merintik tiada,

tapi tak benar-benar tiada, saat menjadi deras pecahan air sebenarnya aku sedang menyemaikan diri, kugenangi telaga itu penuh-penuh, saat kau rindu kau tinggal ke sana, ciduk beberapa tetes saja air di sana, di sanalah akan ada sisa-sisa partikel higroskopis yang berisikan tentang kasih dan macam-macamnya, dengan begitulah caraku membasuh kristal beku bulir-bulir rindumu.
Warna Lake, Dieng Plateu - Central Java.

Posted on Monday, September 21, 2015 by Unknown

4 comments

Tuesday 8 September 2015

“Akhirnya kita bisa menerbangkan diri kita tak hanya menerbangkan layang-layang saja seperti dulu ….”

“Tapi kita tak bisa meremehkan layang-layang, karena layang-layang dan semangat yang tak pernah berhenti untuk merakit layang-layanglah kita bisa belajar bersabar dan tekun merakit impian, cita-cita, dan semua harapan.”

“ Teringat sekali saat di mana masa kecil kita yang ceria menyambut musim bermain layang-layang tiba …”

… saat bersamaan pada waktu itu pula kau selalu bersemangat mengajakku merakit layang-layangmu, untuk kemudian kau pamerkan dengan gagah dan hebatnya kepadaku juga, aku hanya tersenyum dan tertawa saja karena aku pun yang tak kalah lelah membantumu merakit layang-layang itu sampai kita bisa menerbangkannya bersama, tak kukira kala itu kau tak hanya merakit layang-layang tapi juga memulai merakit mimpimu untuk tak hanya menerbangkan layang-layang tapi juga merakit mimpi, merakit pesawat sederhana ini untuk menerbangkan kita bersama melambung tinggi sejauh ini, bahagianya lagi kau terbang mengajakku secara sederhana dengan hal-hal sederhana, penuh kesederhanaan, sehingga kelak saat seperti sekarang ini tiba meski kita jauh membumbung menapak langit setinggi ini kita tetap selalu sederhana, aku tak merasa tinggi kau tak merasa tinggi hati kita terus menali tambat di bawah sana, bersama mereka orang-orang yang kita sayangi yang mendorong kita sampai setinggi ini sampai bisa berada di sini.

“Hei, sudahlah berhenti dahulu mengingat yang lalu-lalu, karena harusnya kita sedang sibuk menikmati layang-layang kita sekarang yang kurakit sudah sejak dulu menggunakan impian, cita-cita dan harapan ini.”

“Ah, aku tak mau menyebutnya layang-layang, meski sederhana sekali tetap saja aku lebih suka menyebutnya pesawat sederhana kita, bagaimana Kapten?”

“Baiklah, terserah kau saja yang penting jangan lupa selalu bahagia bersamaku ya, itu perintah!”

“Siap Kapten!”

"The sky is full of dreams, but you don't know how to fly." -Unknown-

Sedikit cerita sederhana dan sektchART sederhana saja ini dari saya, sabi.

Posted on Tuesday, September 08, 2015 by Unknown

1 comment

What if home is not a place?
What if home is not there to be found?
-Dotan-

Jika bagi mereka rumah masih dibataskan pada persepsi kita tentang sebuah bentuk bangunan, rumah bagi saya mewujud kokoh dalam bentuk kemantapan hati tentang memaknai perjalanan adalah rumah itu sendiri.
Rumah di mana atapnya membentang luas tak pangkal ujung, di mana puncak-puncak 'tiang' ditancap kokoh dengan indahnya,
di mana kau bebas berlarian menginjak 'lantai' tanpa urus debu atau kotor, di mana dindingnya yang tak terlihat yang kadang panas, sesekali sejuk, atau bahkan dingin dengan segala pancarobanya tak pernah menghalangimu, tak pernah membuat batasan sekat untuk memisahkan dan membuat jarak langkah menjadi tersendat,

hanya di rumah yang satu ini dindingnya tak pernah menghentikan dan menghalangi tekad kita memaknai luasnya rumah, rumah di mana kau bisa melihat setiap bagian ruangnya adalah sesuatu yang selalu baru dan selalu membuatmu kagum.

Teruslah memaknainya sebagai rumah, selalu ya, karena hanya dengan terus berjalan masuk menuju rumah yang satu ini dan mengelilingi hamparan ruang-ruang di dalamnya kau akan dijamu-sajikan kisah-kisah petualangan yang susah senang, jenaka bijak lengkap sudah ada di sana, pun di sanalah sekaligus kau bisa mulai jalin mengenal, pula menengok handai kerabatmu yang lain yang masih terikat satu tumpah darah dengan berbineka ragam suku buyut turunannya, rumah yang di sanalah kau bisa belajar banyak tentang arti rumah yang masih harus banyak dijabarkan dan dimaknai seluas mungkin. Welcome home.

SketchART oleh sabi.
Sekelumit saja bait kata-kata juga oleh sabi.
Ditemani sebentar dengar, dengan lagunya Dotan - Home II.


Posted on Tuesday, September 08, 2015 by Unknown

1 comment

Wednesday 15 July 2015


Kau tidak perlu menjadi beruntung untuk bisa menari dalam hidupmu karena di manapun kau berada selama kau terus ceria disitulah panggungmu,

kau tak perlu memikirkan uang untuk membeli warna-warna indah dalam hidupmu karena selama kau terus optimis kau bisa melukis banyak warna hidupmu terus dan terus setiap hari,

 Kau tidak perlu dikenal dunia agar ada yang mendengarkan kau bernyanyi, selama kau masih menyaringkan suara harapan dan mimpimu dunia akan bersiul dan mengiringi kau menyanyikan berbagai judul lagu kehidupan,

Kau tak akan perlu menantikan keajaiban, selama kau lantang, acuh lelah, pantang putus mendeklamasikan semua yang di atas tadi (mimpi, harapan, semangat, keceriaan, doa, usaha) bersama orang-orang yang kau sayangi kau akan selalu menjadi dirimu yang terbaik dan semuanya akan selalu baik-baik saja. Percayalah.


SketchART by sabi
Inspiration thoroughly from Coldplay's song : Miracle.




Posted on Wednesday, July 15, 2015 by Unknown

No comments