Satu bongkahan awan besar tadi sudah cepat sekali pecah kencang menggumawan ke mana-mana,
langsung saja hal itu membuatku memikirkanmu untuk kemudian mencoba memberanikan diri berandai menanyaimu,
Maukah kau mengizinkanku menjadi awan? biar lebih leluasa memetik
warna-warna pelangi nanti, lalu akan kupecahkan diriku tipis-tipis biar
lebih mudah aku menjaring deras kicau angin langit yang riuh-riuh sejuk
itu,
tenang saja jika kau tak
bisa pulang dan belum dapat bertemu denganku semuanya bakal kuwadahkan
untuk kusimpan jadi satu, nanti biar aku kirim lewat aku yang merintik
tiada,
tapi tak benar-benar tiada, saat menjadi deras pecahan
air sebenarnya aku sedang menyemaikan diri, kugenangi telaga itu
penuh-penuh, saat kau rindu kau tinggal ke sana, ciduk beberapa tetes
saja air di sana, di sanalah akan ada sisa-sisa partikel higroskopis
yang berisikan tentang kasih dan macam-macamnya, dengan begitulah caraku
membasuh kristal beku bulir-bulir rindumu.
Warna Lake, Dieng Plateu - Central Java.
“Akhirnya kita bisa menerbangkan diri kita tak hanya menerbangkan layang-layang saja seperti dulu ….”
“Tapi kita tak bisa meremehkan layang-layang, karena layang-layang dan
semangat yang tak pernah berhenti untuk merakit layang-layanglah kita
bisa belajar bersabar dan tekun merakit impian, cita-cita, dan semua
harapan.”
“ Teringat sekali saat di mana masa kecil kita yang ceria menyambut musim bermain layang-layang tiba …”
… saat bersamaan pada waktu itu pula kau selalu bersemangat
mengajakku merakit layang-layangmu, untuk kemudian kau pamerkan dengan
gagah dan hebatnya kepadaku juga, aku hanya tersenyum dan tertawa saja
karena aku pun yang tak kalah lelah membantumu merakit layang-layang itu
sampai kita bisa menerbangkannya bersama, tak kukira kala itu kau tak
hanya merakit layang-layang tapi juga memulai merakit mimpimu untuk tak
hanya menerbangkan layang-layang tapi juga merakit mimpi, merakit
pesawat sederhana ini untuk menerbangkan kita bersama melambung tinggi
sejauh ini, bahagianya lagi kau terbang mengajakku secara sederhana
dengan hal-hal sederhana, penuh kesederhanaan, sehingga kelak saat
seperti sekarang ini tiba meski kita jauh membumbung menapak langit
setinggi ini kita tetap selalu sederhana, aku tak merasa tinggi kau tak
merasa tinggi hati kita terus menali tambat di bawah sana, bersama
mereka orang-orang yang kita sayangi yang mendorong kita sampai setinggi
ini sampai bisa berada di sini.
“Hei, sudahlah berhenti dahulu mengingat yang lalu-lalu, karena
harusnya kita sedang sibuk menikmati layang-layang kita sekarang yang
kurakit sudah sejak dulu menggunakan impian, cita-cita dan harapan ini.”
“Ah, aku tak mau menyebutnya layang-layang, meski sederhana sekali
tetap saja aku lebih suka menyebutnya pesawat sederhana kita, bagaimana
Kapten?”
“Baiklah, terserah kau saja yang penting jangan lupa selalu bahagia bersamaku ya, itu perintah!”
“Siap Kapten!”
"The sky is full of dreams, but you don't know how to fly." -Unknown-
Sedikit cerita sederhana dan sektchART sederhana saja ini dari saya, sabi.
Sial ini adalah hari Ibu tak ada yang istimewa sekali dari beliau kecuali jutaan pelajaran hidup yang sangat berharga. Ah kalian pasti akan ikut tak suka pada ibuku jika kalian gagal mencontoh sifat-sifat mulia yang beliau miliki.
Aku pernah membenci ibuku karena dia membiarkanku menunggu lama pada segala sesuatu yang kuminta tapi tak terturuti, tapi aku menjadi bisa belajar mengendalikan diri dan bersabar dari beliau.
Aku pernah membentak, menghajar hati ibuku remuk dengan sikap dan perbuatan-perbuatan nakalku sesekali waktu dan tiap kali itu beliau mengajarkanku kelemahlembutan dalam bersikap dan cara menghargai orang lain.
Aku pun sempat malu memiliki ibu seperti dia karena aku seperti menjadi seorang laki-laki tak berguna dalam hal-hal kecil yang biasanya malas kukerjakan, dan aku semakin malu jika tak bisa menjadi berani, hebat, teguh pendirian, selalu semangat, optimis, dan tak mempedulikan rasa lelah untuk berhasil menggapai sesuatu seperti beliau.
Kalian lihat gambarku yang duduk canggung di samping nisannya? Sial itu bukan nisan ibuku aku sempat salah berkunjung makam karena lupa letak makamnya, dasar aku anak tak begitu berbakti, tapi aku tak pernah lupa rasa pijitan lembut dibahuku kala aku merengek kecapaian, aku tak pernah lupa tak sanggup berhitung pada hitungan banyaknya bintang di langit jika harus menghitung satu-satu pelajaran-pelajaran kehidupan berharga yang memancar terang dari beliau.
Terkadang aku masih sering membenci dan ingin meremukkan kenangan-kenangan indah bersama beliau karena ketika teringat aku seperti remuk redam, benci dan malu pada diriku sendiri dengan sering dibarengi suara sesenggukanku. Ketiadaan beliau sekarang ini menjadikanku ingin dilahirkan menjadi Doraemon kemudian berselancar dengan mesin laci waktunya ke masa lalu menebus segala bentuk kenakalan dan rasa kecewanya beliau kuganti dengan bakti tulus penuh hormat dan handal dalam mebahagiakan hatinya.
*******************
Sebuah bentuk cerita pendek diperuntukkan bukan untuk Ibu meski ini hari Ibu, untuk mereka yang kurang berbakti dan jarang mencium tangan dan pipi beliau, ayo lekas peluk dan berlomba berbakti selama setiap hari mumpung masih diberi kesempatan dibukakan telapak surga bagimu yang ada dari beliau.
Aku
memang tak bersamamu, pun menyentuh sepersentuhan bayangan jemarimu aku
tak bisa bahkan walau hanya di dalam mimpi-mimpi yang kupaksakan kubuat
hampir setiap hari, kenapa ini? Entahlah yang kutahu aku begitu
menjunjung tinggi sosokmu.
Kau selalu bisa mengisi rasa
kekosonganku, dengan potret-potretmu tentang kau yang sedang coba
mengajariku nyanyian ombak, dengan kau yang segenap hati menyemangatiku
saat kelelahan mengejar sesuatu di depan, dengan kau yang coba menepuk
pundakku dengan kata-kata kerelaan beserta segenap besarnya hati saat
aku gagal, kecewa dan menghentikan pengejaranku tentang sesuatu yang di
depan itu. Dengan aroma kembang senyummu yang khas kau selalu menyela
keluhku,
"Tak apalah, setidaknya kita pernah menunjukkan kepada
beberapa orang di belakang kita, kita bisa menyalip, melampui dan pernah
lebih baik dari mereka!"
Karena itu aku tak pernah ingin pisah
dan pergi begitu saja dari kehidupan bersama ini, jitak saja kepalaku
jika aku suatu hari akan mengucapkan selamat tinggal untukmu, bahkan aku
berani bertaruh dengan segala ketetapan hati!
Kau tidak akan percaya bahwa yang akan aku ungkapkan ini adalah cerita terbaik yang pernah kau dengar selama hidupmu;
Aku tak hanya mengagumi elok paras rupawanmu, lebih dari itu
ungkapannya perasaanku kepadamu itu seperti ketika kau begitu bahagianya
melihat pantai, laut, pelangi, mimpi-mimpi, bintang jatuh, rumah kayu
yang cantik, dan segala imajinasi indah yang pernah bisa kau bayangkan,
Baiklah aku akan coba akur kepada waktu, kepada kesempatan yang tak
berpihak, kepada segala yang membatasi gerak mimpi-mimpi dan sebuah
harapan, berpura-pura membuat senang hati dengan seperti ini :
Aku memang tak pernah dilahirkan memiliki takdir beratapkan di satu
langit yang sedang berawan sama denganmu dan bermain-main membuat napak
jejak di satu tanah yang sama pula, tapi aku merasakan kau begitu dekat
bersamaku, candamu, tawamu yang kadang terbahak-bahak itu, semangat
mimpi-mimpi dan imajinasimu mewujud, menyampai di sekelilingku dengan
menyerupa semilir angin yang sebagian kuhirup menjadi separuh nafasku,
dan kadang-kadang kau hadir menjadi mataku, lalu bersama-sama menikmati
kebahagiaan memandang langit, bintang, awan-awan, laut. Kau hadir
dikebahagiaanku manapun, saat aku merasa nyaman dibeberapa kesempatan
hidup, merasa diteduhi sesuatu, merasa hangat, aku yakin di situ jugalah
kau sedang ada, menjelma penuh menutupi segala rasa kekurangan hati.
Baiklah kita sepakat ya? Jadi aku tetap akan ada bersamamu, di
selalu-nya kau merasa aku selalu ada. Dan jika saat-saat tertentu kau
sedang tidak mau bersamaku, maka sementara ombak dan nyanyian ini akan
menumpah mengisi kekosonganku mengganti dan menanti kau yang ingin lagi
bermain-main bersamaku.
"I wasn't yours and you weren't mine
Though I've wished from time to time
We had found a common ground
Your voice was such a welcome sound
How the emptiness would fill
With the waves and with your song
People find where they belong
Or keep on"
Short stories by Sabi, untuk mengesankan satu hati saja di sana. Tidak untuk yang lain-lain, lain hal, lain apapun.
SketchART by Sabi.
Lyric The Wolves and the Ravens by Rogue Valley.
Cinta memang tak harus memiliki, tak harus memiliki perhatiannya setiap saat tapi kamu yakin dia selalu ada untukmu, cinta tak harus memiliki segenap kelebihan beserta apa-apa yang membuatmu selalu merasa bahagia dan tidak pernah sedih tapi kamu yakin sepanjang waktu bisa selalu nyaman bersamanya.. Kalo cinta tak harus memiliki karena salah satu dari kita berbeda, cinta tak harus memiliki karena salah satu dari kita merasa tak pantas itu baru fuckin damn bullshit! omong kosong!
Karena :
" Love is the power to see similarity in the dissimilar." "Cintaadalah kekuatan untuk melihat satu kesamaan dalam sebuah perbedaan.." -Theodor Adorno- Cinta bukan tentang tak harus memiliki, cinta bukan tentang perbedaan, cinta bukan tentang hal apapun bahkan cinta bukan tentang cinta itu sendiri bagiku Cinta itu berarti hanyalah kamu dan aku..
Aku gak tau kalo ternyata dari hanya iseng melihat sebuah film bisa memberikanku inspirasi besar dalam dunia cinta, el, ou, vi, i, love.. tentang cinta, untuk cinta, kepada cinta, semua adalah tentang cinta.
Seorang seniman sekaligus pujangga, penulis, deklamator, manusia yang percaya akan kekuatan impian, humanis, idealis,dan fantastis yang bisa dibilang fiktif tapi tidak fiktif; Zafran aka Juple, karena Zafran inilah seorang Esabi Wibowo terlahir kedunia untuk mengatakan cinta, untuk terinspirasi lebih dalam tentang cinta, dari cinta, arti sebuah cinta...
"Cinta.. ada, hanya untuk cinta.." -the best of Zafran-
Dan sebagai wujud dari upayaku memberikan keindahan kata-kata, memberikan cinta, menebar setiap rasa cinta, tentang cinta, kepada semuanya, kepada semesta, kepada cinta dibawah inilah potongan sebuah perlakuan cinta kepada cinta...
terus besoknya :
terus lagi :
lagi dan sekali lagi :
kemudian pula :
dan pada akhirnya :
ternyata cinta belum bertemu dengan cinta, cinta belum menemukan cinta, cinta tidak mengizinkan cinta masuk ke dalam keindahan cintanya cinta.. tapi dengan lantunan indah bait-bait puisi atas nama cinta, aku tetap berkarya, tetap melanjutkan impianku tentang cinta, tentang harapan yang penuh cinta, doa yang ada untuk cinta, serta dengan semangat yang terbalut penuh, terlalu rapat dengan cinta, merasuk ke semua aliran sel darah dan setiap hembus nafasku dengan cinta..
Semangat ya Cinta.
Benar-benar suatu Anugerah terindah, maha karya Tuhan semesta yang agung
Mama, kalau pulang sebelum hari raya pesan tiketnya sekarang saja ya ma, soalnya tiketnya kata Simbah kalau hari-hari sekarang ini pasti masih lebih murah, nanti aku jemput Mama diterminal kecil dekat pasar dari kampung kita itu, oiya cemplonnya jangan lupa dibawa ya Ma, aku suka sekali cemplon buatan Mama..
Semoga Mama tidak lupa lagi untuk pulang di hari raya kita kali ini karena aku ingin sekali Mama pulang menjenguk aku dan Simbah, disini sudah tidak ada yang bisa aku rindukan Ma, disini tidak ada orang yang mengasihi dan begitu sayang sama aku selain seseorang seperti Mama dan Simbah.. .
Oiya Ma, Setiap hari aku bermimpi : berdiri dipinggir trotoar jalan raya ujung batas kampung kita untuk menantikan sebuah bus yang berhenti tepat didepanku dan Mama keluar dari dalamnya membawakanku oleh-oleh cemplon dan getuk buatan Mama yang manis dan lezat itu..
Mama jangan kesal, jenuh atau bosan dan marah ya karena setiap menulis surat seperti ini aku selalu merengek-rengek menanyakan kapan Mama pulang, karena aku kangen sekali sama Mama, aku sendiri saja tidak pernah bosan, jenuh, dan capek merindukan dan menunggu Mama, senyuman Mama, pelukan Mama, gelitikan Mama, kembang api yang Mama nyalakan untuk aku di hari raya kita dulu, dan ketupat yang Mama masak bersama Simbah..
Aku sekarang sudah tidak lagi menjadi seorang anak yang cengeng lho Ma, aku sekarang terlihat lebih kuat daripada yang dulu tapi aku disini tetap masih merasa kesepian Ma, aku ingin Mama cepat pulang, Aku sudah lama ingin sekali dicium keningku dan dipeluk Mama, rasanya hangat sekali, nyaman sekali Ma..
Mama memang sekarang aku sudah lebih besar, sudah dapat mengaitkan tangan melingkar meraih kupingku sendiri tapi ketika aku teringat Mama, merindukan Mama, dan menulis surat meminta Mama pulang aku masih saja suka merengek, menangis dan kembali seperti aku yang masih berumur 7 tahun Ma..
Maafin aku sekali lagi ya Ma, kalau yang aku kirimkan ini adalah surat yang sama ke 7 kalinya kepada Mama, soalnya aku sudah kehabisan pensil dan penghapus untuk membuat tulisan dan kalimat yang bagus supaya Mama tahu kalau aku begitu sangat merindukan Mama,
Mama aku sayang sekali sama Mama (:
************
Untuk mereka yang sedang merindukan dan menantikan orang-orang yang mereka sayangi dan cintai..
Komunikasi adalah hal terpenting dalam sebuah hubungan, tapi bukan berarti gara-gara terpaksa komunikasi harus berkurang kita akan merasa saling berjauhan, karena ketika aku menyebut namamu dalam setiap doaku, aku merasa Tuhan selalu mempunyai cara untuk memberikan rasa dekat dengan dirimu walau dalam hening dan tanpa kata-kata sekalipun...
Coz it make me keep strength to always have praying all my day.
"Bermaknanya Sebuah jalinan suatu hubungan entah itu dengan keluarga, teman, saudara, orang terkasih, atau anak-anak bukan berdasarkan berapa lama waktu yang selalu bisa kita habiskan bersama dengan mereka tapi suatu keyakinan dan komitmen yang kita bangun bersama sehingga diantara kita selalu mempunyai cinta, kasih sayang, saling bisa memahami dan pengertian, kalau sudah seperti itu jarakpun tak bisa memisahkan, perbedaanpun menjadikan hal yang membuat kita merasa satu, Komunikasi bukan hambatan untuk bisa terus saling mendoakan yang terbaik ketika satu sama lain sedang berjauhan.
*Buat mereka yang masih belum lelah, dan selalu setia kepada pasangan, keluarga, teman-teman dan kerabat mereka ketika mereka sedang dijauhkan oleh jarak.
"Nenek, ibu pernah bercerita kepadaku kalau sejak ibu masih kecil nenek setiap pagi selalu menyeduhkan teh hangat diserambi depan kepada kakek, dan kakek pun tidak pernah bosan mengecup kening nenek setiap kali setelah menyeduhkan teh kepada kakek... Nah karena itu aku ingin menggambar kakek dan nekek dengan tema Anggota Keluargaku yang Paling Bahagia Sepanjang Masa dalam tugas sekolahku kali ini..."
Nenek, Kakek.. aku sekarang sudah besar, tapi aku masih selalu ingat tentang percakapanku dengan kalian ketika masih kecil dulu, semoga kelak ketika aku sudah menikah dan aku diberi kesempatan untuk selalu bersama-sama istriku, aku pengen sekali bisa mengulang kisah yang pernah kalian ciptakan itu. Janji ya, kalian harus doakan aku..
Rasanya lucu sekali dulu mendengar kakek masih memanggil nenek dengan sebutan darling dan nenek selalu betah memanggil sebutkan kakek dengan kata baby...
"Darling.."
"Iya ada apa baby?" lalu kalian kemudian saling tertawa terbahak-bahak, ketika aku mencoba ikut tertawa bersama kalian itulah, aku jadi tahu kalau dalam setiap tawa dan candaan yang kalian ciptakan sesungguhnya adalah untuk membuat suasana romantis yang mudah untuk terus dikenang...
Oiya ini nek aku bawakan satu kuntum bunga Anggrek Dendrobium kesukaan nenek, inner beauty bunga ini persis seperti sifat yang nenek punya, kecantikan bunga ini tumbuh secara alami, dia mudah memahami kondisi sekitar dan selalu bisa bertahan lebih lama walau jelas-jelas selalu kekurangan air sekalipun...
Dan untuk kakek aku punya kabar gembira sekarang, mulai hari ini aku dipindahkan tugas di desa dimana tempat masa kecilku dulu kuhabiskan ini, jadi tiap hari aku pasti bisa menciumkan batu nisan nenek disebelah kakek ini...
Ternyata kisah cinta yang paling romantis sedunia itu bukan kisah cintanya Romeo dan Juliet yang mati bersama tapi kisah cintanya kakek dan nenek yang bisa menua bersama ini...
this story is packed from a meaning of A Rocket To The Moon song's : Ever Enough.
"Selamat ulang tanggal dan bulan! tambah cakep, tambah rejekinya, tambah sering nraktir makan kita-kita, pokoknya tambah the best deh yang penting jangan tambah tua, cerewet dan menyebalkan ya.. maaf ya Rin, dihari yang bagi kamu spesial dan bahagia kayak gini aku belum bisa kasih kado kamu jam tangan Okley HoleShot yang kamu taksir itu, jam tangan kayak gitu gak terlalu pasaran jadi buat nemu KWnya yang murah susah banget hehehe.. emm sebagai gantinya gimana kalo aku nraktir kamu Siomay gerobak dorong Mang Diman? kayaknya bulan ini dia lagi bagi-bagiin kupon berhadiah lho setiap pembelian siomay kelipatan ceban (10000) ke atas syarat dan ketentuan berlaku, hadiahnya belum ngerti sih apaan tapi siapa tau aja dapet paket umroh gratis buat kita berdua wkwkwk, kalo kamu mau langsung forward aja jawabannya ke WeChat aku, buru-buru nih mau take off nganterin ibu ke pasar, nanti sore biar aku jemput kamu"
Rasanya baru kayak tadi pagi kamu nyepamin emailku dengan ucapan ulang tahunmu ke aku.
Bener banget, cuma makan siomay tapi dihari ulang tahunku yang ke 18 dulu itu bagiku adalah the best thing sekaligus jadi hadiah paling berharga dalam hidup aku. Aku juga sempat kamu buat heran, ketika aku baru tahu kalo kamu ternyata nyiapinnya dengan niat banget, mulai dari ngereserve siomay kemudian ikut bantuin sekalian dorong gerobak siomaynya sampe ke pinggir pantai.
Jauh-jauh dari rumah terus ke pantai cuma buat makan siomay? kamu tau aku sempet males dan gak banget buat nurutin ajakan kamu itu, tapi mau gimana lagi aku gak berdaya liat tatapan kamu yang berdandan sok melas buat maksa aku nganggukin kepala mengiyakan ide kamu itu.
Sore itu benar kita ngerayain hari ulang tahunku dengan traktiran siomaymu dipinggir pantai, kamu bilang kita makan berdua tapi disana banyak anak-anak kecilnya para nelayan sekitar pantai,
"Iya kalo makan kita memang berdua, tapi aku juga ingin sekalian berbagi, dan yang namanya berbagi itu harus ada orang lain bersama-sama kita kan? lebih banyak anak-anak kecil ini lebih berasa banget kan berbaginya? mereka aku ajak selain biar tambah ngeramein perayaan ulang tahun kamu juga untuk kita ajak berdoa rame-rame buat kamu. Ayo anak-anak kita serbu siomaynya, yang gak diabisin ikan-ikannya dilaut pada mati! haha" A Thousand Years by The Piano Guys on Grooveshark
Memang kita disana rame-rame cuma buat makan siomay tapi aku jadi kenyang candaan, banyolan kamu, dan riuh ramai gelak tawa mereka para anak-anak nelayan yang polos, lucu dan lugu itu.
Kita semua bersama-sama duduk diatas tikar lusuh dan seadanya tapi berasa banget empuk dan lembutnya butiran-butiran pasir putih pantai dibawah tikar yang kadang bisa berkilau itu, suasanapun menjadi lebih menghangat ketika sunset senja seakan ikut menyemarakkan kebahagiaan kita dengan menghamburkan sorotan-sorotan cahaya kuning keperakannya menerpa kita, hangat, nyaman.
Sejenak, ditengah-tengah suasana bahagiaku bercanda-canda dengan kamu dan anak-anak nelayan pantai kamu meminta perhatian lebih untuk mengheningkan suasana beberapa saat, kita bersama-sama saling merapat, mengepalkan kedua tangan, mendekapkannya didepan dada masing-masing, merundukkan kepala kemudian lirih dan tenang kamu mulai melantunkan sebait doa,
"Tuhan terimakasih untuk kebahagiaan saat ini yang sedang engkau bagi kepada kami, kami bahagia sekali karena telah dipilih untuk masih bisa merasakan kenikmatan dan keceriaan ini, semoga ketika berlalu hari ini masih ada kesempatan hari esok untuk kita diizinkan kembali mengulang dan mencicipi beberapa anugerah dan kebahagiaan yang Engkau bagi-bagikan diseluruh dunia ini, kepada Rindya, saya, adek-adek kecil ini, kita, dan semuanya.. Yang terpenting Tuhan jadikan kita orang-orang yang bahagia karena selalu bisa bersyukur tentang apapun dalam hidup kami, amiien.."
Kemudian sebulir bulatan cairan bening diujung kelopak matamu jatuh sedikit, pecah dan meresap luruh membasuh latar pipimu yang lesung pipit yang cepat-cepat kau usap dan hilang tanpa bekas, tapi mataku lebih cepat menangkap jatuhnya satu bulatan air matamu itu daripada usapan tanganmu. Itu tangis haru? oh tidak.. lebih mirip seperti salam perpisahan untukku, adik-adik anak nelayan pantai, dan semuanya, aku pun sempat sebal dan sedikit dengan nada menggertak bilang bahwa aku tidak suka cara berdoamu yang seperti tadi.
"Kenapa sisa-sisa tenaga, jerih payah, dan staminamu kamu forsir untuk sesuatu yang sepele seperti ini? sesuatu yang tidak bisa menghantarmu kepada sesuatu yang bermanfaat untuk hidupmu? bukankah lebih baik dan memang sudah seharusnya kamu bed rest dirumah, menghabiskan waktu untuk kemoterapi dan pengobatan kanker selaput otak stadium III C mu?!"
Ditingkahi dengan seulas senyum pada wajahmu yang setengah pucat, tenang dan lirih kamu berujar;
"Tapi tetap saja cepat atau lambat aku pasti akan melambaikan tangan untukmu, aku lebih menikmati waktu yang aku habiskan untuk menciptakan keinginan dan keyakinan tentang apa yang bisa menjadi kebahagiaan untukku daripada menyitakan waktuku untuk terapi dan pengobatanku, kamu sendiri saja sudah segede gini juga belum berani kan disuntik?! huuu.. Bukannya aku tidak mau sembuh tapi aku lebih memilih untuk tidak mau sisa-sisa waktuku disini terbuang bersama jarum infus,tabung-tabung kemoterapi, alat suntik, dan berbagai hal menyeramkan lainnya, aku ingin sekali membuangnya ke tempat sampah lalu menghabiskan waktuku bersama-sama kalian, bercanda dengan kalian, berpetualang, dan melakukan hal-hal seperti layaknya orang normal yang punya waktu lebih lama menikmati kehidupan pada umumnya..."
Aku hanya bisa terisak sambil menampar pipi pucatmu yang halus itu, kemudian bergelayut mendekapmu. Tak lama kamu elus rambut kepalaku yang menempel dibahumu untuk membungkam ledakan isakku, aku benar-benar terisak tapi sekaligus aku tersadar arti menjadi kuat & nilai kebahagiaan yang sesungguhnya.
*********************
Doa itu kini aku ulangi, selalu aku ulangi, terus ku ulangi tiap kali aku merayakan ulang tahunku, hingga kini, dipantai ini, dimana sekarang sudah 10 tahun Franchise Siomay pertama milikku disukai banyak pelanggan, dan 14 tahun tepat kamu pergi dan bersamaan dengan kini aku yang tengah merayakan ulang tahunku yang ke-33.
Mungkin kankermu bisa merebut kehadiran sosokmu dariku dan membuatmu telah tiada tapi aku tidak akan membiarkan dia merenggut keyakinanmu tentang hidup ini, tentang berbagi, tentang semangat, tentang mimpi-mimpi, tentang sesuatu yang lebih baik, tentang senyum dan tawamu karena mereka akan tetap hidup beribu kali dan seribu tahun lagi didalam diriku, dipantai ini, bersama anak-anak nelayan pantai ini, dikenangan-kenangan pertemanan kita. For a thousand years, for a thousand more....
Karenamu, sekarang aku bisa membeli sendiri jam tangan Okley Holeshot idamanku dari laba hasil jerih payahku membangun franchise siomay milikku,
Karenamu inilah aku yang sekarang, menjadi sosok yang tidak takut jatuh saat bermimpi dan bercita-cita, sosok yang selalu mau belajar besar untuk tidak menyepelekan sesuatu yang kecil dan kemudian menjadi seseorang yang pandai bersyukur tentang apapun dalam hidup ini.
The Grand essentials of happiness are: something to do, something to love, and something to hope for.
ALLAN K. CHALMERS
short story based capturing inspiration from : Christina Perry's Song and the one who great survivor from cancer.
"Dear God, aku tidak pernah ingin berniat mengeluhkan segala beban dari rasa
kesendirianku ini, tapi mohon berikan sedikit keringanan asa dengan
mempercepat datangnya kesempatan dari-Mu untuk menjatuhkan pilihan
kepada seseorang yang bisa melihat aku apa adanya dan akupun bisa melihat
dia apa adanya pula.. bisa diajak berbagi walau hanya dengan sepotong
ubi jalar, bisa diajak tersenyum manis walau keadaan sedang pahit
sekalipun, bisa saling mendoakan dan mensupport untuk saling mencapai
yang terbaik, yang bisa menjadi sahabat terbaikku sekaligus ibu bagi
anak-anakku kelak, amiieen.."
-I'm on my knees, Praying for the day that you'll be mine!-
“Kring kring kring ada sepeda, sepedaku roda dua kudapat dari ibu karena rajin membantu..”
Sepenggal lagu masa kecil kita itu mengiringi gelak tawa ditengah-tengah kita memancal pedal si sepeda onthel berkeliling Jalanan kecil di seantero kota Solo. Mulai melintasi desa Donohudan mengambil rute pintas ke jalan Gedongan menuju jalan Adi Sumarmo memotong daerah Pabelan ke timur menuju kawasan Manahan kemudian mengitari kisaran jalan-jalan batas kota ke Tugu Bata untuk kembali ke desa kita tercinta...
Begitu mengasyikkan,
kita serasa kembali menjelajahi petualangan masa kecil kita bersepeda onthel
tiada lelah dan henti. Berkeliling jalan desa, melintasi sawah, bukit, kebun
mangga Haji Dullah, melintasi tepi sungai sambil nimbrung berhenti sejenak ikut
teman-teman yang sedang memancing dan membakar ikan disungai..
Kemudian kita
meneruskan memancal roda petualangan kita menuju rumah tercinta ditengah desa
yang asri, sejuk dan penuh pohon mangga yang rindang itu.
Tiada beban kamu
melambaikan tangan isyarat sampai jumpa teman petualangan belum berhenti sampai
disore hari, kala itu.
Akhirnya setelah sekian
lama tidak pernah bersua , kita masih diberi kesempatan untuk melanjutkan
petualangan memutar roda petualangan kita, hari ini...
Kita berkeliling kota,
bukan desa.Aku tidak seceria dulu
apalagi kita tidak hanya berdua tapi ditemani oleh kepulan asap polusi dari
corong-corong lubang pembuangan deru-deru kendaraan bermesin dan juga bau parit
yang mengalirkan bau busuk dihitam pekat warna comberannya. Belum lagi
terganggu dengan bisingnya suara-suara klakson, sopir yang mengumpat, dan
deruman mesin yang mengaum-ngaum liar dan tidak ramah lingkungan itu..
benar-benar membuat tidak seceria petualangan kita tempo dulu.
Disepanjang perjalanan
aku selalu menoleh ke kanan dan ke kiri tepian jalan, beton pembatas jalan, pagar trotoar, pompa hidro, tiang marka lalu lintas, dan kemudian tetap sama, hanya mereka,
mereka, dan mereka, hei kemana belukar rerumputan, bunga yang tumbuh liar,
tanaman andong dan pohon-pohon rindang yang selalu setia menyapa petualangan kita
seperti dulu?
Kita seperti sedang
melintasi kampung kaum Orx’s yang jelmaan bentuknya rata-rata seperti monster
di film The Hobbit The Unexpected Journey itu, horror and terrible..
Tapi cukuplah senyuman
manis disela-sela semangatmu memancal sepeda ontel sembari bercucuran
keringat yang berkilau licin diterpa cahaya mentari minggu pagi ini membuatku
menjadi rileks dan tetap berusaha memaksakan diri terlihat enjoy & ceria
menikmati petualangan kita dengan sepeda ontel kali ini, , momen yang sangat aku
rindukan untuk terulang ini akhirnya menjadi kebahagiaan yang nyata, ya
walaupun suasananya gak seindah, sejuk, meyenangkan dan senyaman waktu kita masih kecil dulu.
Thanks banget untuk sepeda ontel yang menyatukan kita dalam petualangan kali
ini. Untuk polusi dan teman-temannya spesial terimakasih aku ucapkan karena
dengan setia menemani sepanjang petualangan kami, moga jangan tambah parah dari
hari ke hari ya..
Keep cycling keep go
green our environment.
This story is insipred based on this guys and girl true cycling journey :
Nay Nana Ratna Hamami
Esabi Wibowo
Kamu
dan aku itu kayak 2 roda sepeda onthel, saling menopang dan mensupport,
kalo kamu gak ada apa gunanya aku? entah siapa yang didepan atau
dibelakang itu gak penting karena kita akan selalu berputar bersama..
Dijalan berbatu, berkerikil, beraspal licin, ataupun berkelok-kelok dan lurus, suka-duka kita tetap akan selalu lalui bersama, apapun yang terjadi..
Mungkin suatu saat salah satu dari kita akan dicopot & diganti
dengan roda yang baru, tapi selalu ingatlah kita tidak akan pernah
berpisah karena suatu saat pula aku akan dicopot dan menyusulmu...
Banyak orang menilai sekompak apapun kita tetap tidak terlihat bisa bersatu, tapi justru pemandangan mereka terbalik; kebersamaan, saling mengerti, dan kekompakan kita itulah wujud yang membuat kita lebih bernilai dari apa yang dinamakan sekedar bersatu, toh bagaimanapun terlihat menyatunya kita tetap pada akhirnya akan berpisah jua, nothing immortal. :)
2
roda sepeda onthel itu kamu dan aku, 2 roda sepeda onthel itu akan
terus berputar dan berpetualang melewati jalan-jalan kehidupan berharap
untuk menuju tujuan hidup yang bahagia kelak, amien....