Aku
 memang tak bersamamu, pun menyentuh sepersentuhan bayangan jemarimu aku
 tak bisa bahkan walau hanya di dalam mimpi-mimpi yang kupaksakan kubuat
 hampir setiap hari, kenapa ini? Entahlah yang kutahu aku begitu 
menjunjung tinggi sosokmu.
Kau selalu bisa mengisi rasa 
kekosonganku, dengan potret-potretmu tentang kau yang sedang coba 
mengajariku nyanyian ombak, dengan kau yang segenap hati menyemangatiku 
saat kelelahan mengejar sesuatu di depan, dengan kau yang coba menepuk 
pundakku dengan kata-kata kerelaan beserta segenap besarnya hati saat 
aku gagal, kecewa dan menghentikan pengejaranku tentang sesuatu yang di 
depan itu. Dengan aroma kembang senyummu yang khas kau selalu menyela 
keluhku,
"Tak apalah, setidaknya kita pernah menunjukkan kepada 
beberapa orang di belakang kita, kita bisa menyalip, melampui dan pernah
 lebih baik dari mereka!"
Karena itu aku tak pernah ingin pisah 
dan pergi begitu saja dari kehidupan bersama ini, jitak saja kepalaku 
jika aku suatu hari akan mengucapkan selamat tinggal untukmu, bahkan aku
 berani bertaruh dengan segala ketetapan hati!
Kau tidak akan percaya bahwa yang akan aku ungkapkan ini adalah cerita terbaik yang pernah kau dengar selama hidupmu;
Aku tak hanya mengagumi elok paras rupawanmu, lebih dari itu 
ungkapannya perasaanku kepadamu itu seperti ketika kau begitu bahagianya
 melihat pantai, laut, pelangi, mimpi-mimpi, bintang jatuh, rumah kayu 
yang cantik, dan segala imajinasi indah yang pernah bisa kau bayangkan, 
Baiklah aku akan coba akur kepada waktu, kepada kesempatan yang tak 
berpihak, kepada segala yang membatasi gerak mimpi-mimpi dan sebuah 
harapan, berpura-pura membuat senang hati dengan seperti ini :
Aku memang tak pernah dilahirkan memiliki takdir beratapkan di satu 
langit yang sedang berawan sama denganmu dan bermain-main membuat napak 
jejak di satu tanah yang sama pula, tapi aku merasakan kau begitu dekat 
bersamaku, candamu, tawamu yang kadang terbahak-bahak itu, semangat 
mimpi-mimpi dan imajinasimu mewujud, menyampai di sekelilingku dengan 
menyerupa semilir angin yang sebagian kuhirup menjadi separuh nafasku, 
dan kadang-kadang kau hadir menjadi mataku, lalu bersama-sama menikmati 
kebahagiaan memandang langit, bintang, awan-awan, laut. Kau hadir 
dikebahagiaanku manapun, saat aku merasa nyaman dibeberapa kesempatan 
hidup, merasa diteduhi sesuatu, merasa hangat, aku yakin di situ jugalah
 kau sedang ada, menjelma penuh menutupi segala rasa kekurangan hati.
Baiklah kita sepakat ya? Jadi aku tetap akan ada bersamamu, di 
selalu-nya kau merasa aku selalu ada. Dan jika saat-saat tertentu kau 
sedang tidak mau bersamaku, maka sementara ombak dan nyanyian ini akan 
menumpah mengisi kekosonganku mengganti dan menanti kau yang ingin lagi 
bermain-main bersamaku.
"I wasn't yours and you weren't mine
Though I've wished from time to time
We had found a common ground
Your voice was such a welcome sound
How the emptiness would fill
With the waves and with your song
People find where they belong
Or keep on"
Short stories by Sabi, untuk mengesankan satu hati saja di sana. Tidak untuk yang lain-lain, lain hal, lain apapun.
SketchART by Sabi.
Lyric The Wolves and the Ravens by 
Rogue Valley.