Tapi kalau aku cuma ngambek, mengunci kamar dan bersembunyi terus seperti ini malah membuatku tidak cepat menemukan janji Mama dan semakin jauh dari roti bakar selai cokelat impianku..
Baiklah malam ini aku akan pergi keluar rumah!
Aku akan menyelinap perlahan-lahan sampai anginpun tidak bisa mencium suara derap kaki mungilku,
Mama juga pasti belum pulang dari kerja kan? Yes!, Ayah? Beliau sedang naik mobil dengan tas besar yang setia beliau bawa yang sebelum berangkat pasti selalu berpesan kepadaku untuk hati-hati dirumah, jangan suka nakal, jangan lupa ngerjain PR, rajin bantuin Mama menyiram bunga dikebun ya? Ayah ada dinas keluar kota 2 minggu lagi baru pulang membawa oleh-oleh yang banyak untukku.
Aku senang akan dapat banyak oleh-oleh dari Ayah nanti, tapi juga sedih, seandainya Ayah tau kalau aku lebih senang sebelum berangkat Ayah juga pesan kepada Mama untuk jangan sibuk kepada pekerjaannya agar kemudian tidak lupa menepati janjinya membuatkanku roti bakar selai cokelat impianku.
Aku tidak tau kalau aku sudah asyik bercerita dan ngomong sendiri sampai ternyata tidak terasa kakiku berputar-putar merayapi jalanan kecil dan kemudian berhenti ketika sampai didepan altar pendopo balai desa di ujung kampungku ini.
Aku seorang anak kecil yang masih takut gelap apalagi keluar rumah malam-malam seperti ini, terus aku menangis, sekarang malah sesenggukan aku benar-benar takut, tapi dalam hati aku juga sangat gembira karena disinilah aku bisa bebas melihat indahnya bintang-bintang yang kilauan cahayanya berserakan diangkasa yang luas ini.
Aku memang dari rumah sengaja mencari tujuan ke altar pendopo di balai desa, disini sambil menengadahkan tangan dan mendongak keatas aku ingin berdoa kepada Tuhan, tapi aku harus berhenti dan mengusap air mataku, aku harus bisa diam dulu dengan tidak perlu dijewer Mama untuk berhenti menangis, pasti Mama akan bangga kalau melihat aku yang menangis bisa berhenti sendiri tanpa Mama harus repot-repot dulu menjewer telingaku.
Sehabis aku berhenti menangis aku mengeluarkan sobekan kertas kecil yang sudah berisi doa yang aku tulis dari rumah tadi...
"Bintang kecil dilangit yang tinggi amat banyak menghias angkasa, aku ingin terbang dan menari jauh tinggi ditempat kau berada....
Hai bintang temanku!, sekarang mungkin aku belum bisa terbang jauh tinggi ditempat kau berada, tapi aku sudah bernyanyi dan menari disini bersamamu, menemanimu jadi kamu harus membantuku berdoa ya, aku ingin berdoa tentang mimpi-mimpiku, tapi malam ini aku hanya akan bercerita tentang satu mimpiku yang selama ini ingin sekali aku wujudkan, tapi jangan bilang siapa-siapa ya selain aku, kamu, dan teman-temanmu itu.
Mimpiku yang segera kuinginkan untuk menjadi kenyataan adalah aku ingin sekali mamaku tidak disukai oleh bapak-bapak gendut seperti bos yang dipanggil Professor oleh Mamaku ditempat kerjanya, dan bosnya itu kemudian menyuruh Mamaku untuk tidak boleh bekerja ditempat dia lagi, dan Mamaku kemudian pulang ke rumah dan tidak bekerja disana lagi selama-lamanya dengan begitu Mama pasti selalu berada di rumah menemaniku agar tidak selalu kesepian dan setiap pagi selalu bisa membuatkanku roti bakar selai cokelat untuk bekal yang aku bawa berangkat ke sekolah tanpa harus lupa atau berjanji-berjanji.. Nah bintang kecil dilangit kamu kan tinggi, bawa doaku dan impianku tadi tinggi sepertimu ya biar bisa lebih dekat dan didengar oleh Tuhan, teman-temanmu kan banyak tolong minta mereka untuk membantu membaca doaku ini ya biar cepat dikabulkan oleh Tuhan , amien.."
Dan kini Tuhan mengabulkan doaku, Mama berhenti bekerja tapi bukan karena dipecat oleh bosnya tapi karena memang sudah waktunya tiba untuk pensiun dari projek penelitian disuatu badan antariksa milik pemerintah yang telah berhasil mereka jalankan selama ini. Malah aku yang meneruskan pekerjaan yang telah Mama mulai tersebut.
Bintang-bintang sekarang menjadi sahabat dekatku, terimakasih ya karena kalian aku suka pelajaran matematika, fisika, dan geografi, sehingga kini aku sudah tidak lagi takut gelap bahkan akan berpetualang dipekatnya debu dan gas serta 200 Miliar lautan bintang-bintang galaksi dengan Ayah, salah satu bekal sekotak roti bakar selai cokelat buatan Mama dan Astronaut Spaceship Apollo 303ku.
Oiya bintang-bintang sekarang kan aku sudah bisa sama tinggi seperti kalian, Mamaku titip doa buat kalian dan kuharap kalian bisa mendengarkannya.
"Jangan lelah dan berhenti bersinar ya, demi menemani dan menerangi impian anak-anak lainnya yang seperti aku waktu dulu."
0 comments:
Post a Comment