'/>

Saturday 7 September 2013

Satu! berseru, menjejak tapak demi tapak di jalanan tracking berdebu, sempit, berbatu, menanjak menuju puncak tekad untuk mencari kebanggaan tentang hebatnya sebuah impian yang berada 3256 meter diatas permukaan laut..

Begitu banyak kejadian yang mengesankan selama perjalanan misi kita mendaki Gunung Lawu kali ini, jadi karena keterbatasan waktu, tempat, jumlah ketikan kalimat, spasi, koma, titik, dan paragraf maka hanya sebagian cuplikannya saja yang tertampung di blog ini. Enjoy.

Dari satu tim bataliyon yang berjumlah 10 buah kita berhasil menyusun suatu misi yang impossible, sebuah misi keren yang pasti tiap orang yang ada di seantero Boyolali dan Solo bakal gak bisa memplaningnya satu bulan sekali, misi yang mempertanggung jawabkan sebuah resiko antara hidup dan mati, misi yang lumayan berat dunia dan akhirat.. 

Kita start tripping pendakian Lawu dari rumah masing-masing karena sebelumnya sudah disepakati untuk berkumpul di base camp Cemoro Kandang, dan karena itu kemaren terpecah menjadi 3 kloter untuk waktu tiba masing-masing rombongan. Rombongan pertama yang terdiri dari :



Bang Toing



















Mbak Ambar



















Bulik Dewik















kalo bulik dewiknya kurang jelas mungkin foto ini bisa jadi alternatifnya :




















Mas Juragan Asad



















Kanjeng majikan ndoro juragan Faiz


















Rombongan merekalah yang tiba pertama kali dibase camp Cemoro Kandang sekitar pukul 14.00-an WIB, dan aku termasuk ke dalam rombongan kloter yang kedua bersama :

Mr. Calm Man : Bibit,
yang namanya pernah tercatat dalam sejarah sebagai mantan gubernur Jawa Tengah.



















Ini foto saya :





















Haha bo'ong banget ya? iya deh iya ngaku ini foto saya :



















Eh terlalu ganteng banget kalo yang itu, ini yang tidak direkayasa :

Over ganteng ya? Hahaha -_-




















dengan waktu tiba kurang lebih pukul 16.30-an WIB, dan kemudian pukul 17.00 WIB setelah masing-masing prepare dan selesai mengerjakan sholat ashar di Mushola base camp, kita siap start untuk pancal misi pendakian dari kaki gunung menuju puncak di angka 3256 m DPL, tapi karena kita adalah rombongan yang kompak dan dari kami kebanyakan adalah tipe-tipe orang yang setia maka kesabaran kami diuji, kita menanti momen-momen rombongan dari kloter terakhir yang juga hanya berjumlah 2 orang yakni :

Mas Andri Kuncung yang berpasangan dengan Mas Agus,

Kenapa bisa telat dari jadual waktu tiba? entahlah apakah karena mereka keasyikan melakukan perjalanan berdua-duaan sampe lupa batas durasi time up kalo jam 5 udah harus nyampe semua, padahal mereka bukan muhrim lho (gak ada status mereka berdua mempunyai ikatan keluarga) entahlah hanya mereka dan Tuhan yang tahu, tapi tidak begitu lama kemudian akhirnya mereka menampakan penampakan diri mereka, setelah berbincang-bincang dan menyapa-nyapa kami semua mereka prepare dan menyatukan diri untuk  segera bergabung dan bergegas menanjakkan tekad menuju perjalanan dengan terjalnya resiko dan tingginya marabahaya yang mengancam haha menuju puncak Lawu diatas sana.

Akhirnya kita semua komplit menjadi satu kesatuan rombongan bataliyon dengan jumlah 10 buah anak manusia. Check them out again (absen seg cah) :

Bang Juragan Ganish Al-Asad (Ketua Tim, sopo sing milih ya wkwk), Faiz Lare Angon, Bang Agus, Mas Andri, Kang Yoga, Bang Toing, Mas Bibit, Saya (esabi wibowo), Ambar (cewek), dan Dewi (cewek cilik unyu-unyu). dan jeng jenggg.. dibawah inilah penampakan kita yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik :

Foto Narsis yang sengaja diburamkan karena tidak lulus sensor










Memang tidak mudah seperti layaknya membalik telapak tangan harimau yang kukunya panjang dan tajam-tajam (harimau punya tangan?) perjalanan kami begitu banyak aral dan rintangan yang setiap saat datang tuk menguji jadi medan yang harus kami tempuh beresiko tinggi layaknya kami pergi ke barat untuk mengambil kitab suci.

Kita begining start pada pukul 17.17 WIB,  saya sendiri tidak begitu menguasai track yang kami ambil eh  jangankan menguasai, begitu tahu aja tidak karena ini merupakan perjalanan tracking pertama saya ke gunung lawu via jalur Cemoro Kandang.

kata teman-teman saya yang lain jalur Cemoro Kandang ini adalah jalur yang paling safety dengan tidak begitu banyak jalan setapak yang terjal, tidak penuh bebatuan, tanjakan dan relatif aman untuk pendaki pemula tapi walau begitu hanya mereka yang benar-benar bisa menyiapkan stamina fisik yang kuat dan beneran tahan banting saja yang mengambil jalur ini karena jalur Cemoro Kandang ini mempunyai jalur tempuh yang lumayan lebih panjang dari jalur Cemoro Sewu atau jalur-jalur lainnya, sebenarnya ada sih jalur cepat atau pintas yaitu jalur evakuasi, jalur khusus yang digunakan untuk kepentingan tim medis atau tim SAR yang sedang bertugas karena terjadi hal darurat atau SOS tapi hanya segelintir orang dan hanya petugas SAR sendiri saja yang hafal dan tahu jalur tersebut. Terbukti jalur ini memakan korban tanpa menaati salah satu syarat dibutuhkannya stamina yang fit sudah 2 kali teman kami yang bersapaan manis Bibit tepar lemah tak berdaya dijatuhkan dijalur ini :


























































 
 |
 |
 |
V

Mas Bibit K.O part I



















Mas Bibit K.O Part II









































Nah untuk teman-teman yang ingin mendaki gunung lawu atau bahkan diantara kalian ada yang akan baru pertama kalinya ikut berpetualang menggunakan mode tantangan yang termasuk hobi sekaligus olahraga ekstrim dengan mendaki gunung ini disarankan untuk menyiapkan fisik yang benar-benar fit, diusahakan warming up dahulu serta perbekalan yang komplit dari segi perlengkapan : doom, jaket, matras, sleeping bag, tas ransel yang nyaman, dll, kemudian kebutuhan logistik selama kita mendaki disana termasuk yang paling penting adalah kotak obat atau P3K jangan sampai lupa lho ya. yang kebetulan dirumah punya helikopter jangan lupa disiapin buat jaga-jaga sewaktu-waktu kalau ada teman kita yang KO seperti mas Bibit diatas untuk keperluan evakuasi.

Sekitar hampir berjalan lebih dari 3 jam kami baru sampai di Pos 2, sejenak penat kami dan rasa capek lainnya yang sedari perjalanan dari pos 1yang menggelayuti langsung sirna, oiya kami di post 1 hanya sekadar berhenti sejenak untuk melaksanakan sholat maghrib bersama setelah itu segera meneruskan perjalanan karena takut kemalaman dan stamina semakin berkurang karena medan yang kami tempuh menggunakan jalur ini benar-benar langsung berasa banget menguras tenaga, nah sesampainya di pos 2 sesegera mungkin kita beristirahat dan mengisi kembali kerongkongan yang dahaga, menumpuk potongan roti, singkong, masuk ke dalam perut. Susana makin segar dan penuh kehangatan tatkala kami mendekat dan menyapa dua orang bule yang sedang berkemah dan duduk asyik didekat api unggun yang mereka buat. Kami terlibat perbincangan sebentar yang pada akhirnya kami bisa sedikit banyak berkenalan dengan 2 orang asing asal warga asli dari Amerika yang berkampung halaman di bagian wilayah Texas, Mbak Paige dan Mas Daniel Gable.. and some great picture we took is :

































Setelah dirasa cukup berisitirahat, mengakrabkan diri sama mbak bule dan mas bule (sok akrab) kita segera melanjutkan separuh perjalanan lebih yang masih menanti untuk ditaklukan, wohoho..
Jeng jeng jenggg..
Absen lagi, Kang Ganish Al-Asad, Juragan Faiz, Mister Agus, Mas Kuncung unyu2, Bang Toing Brondong, Mas Yoga cucok, Saya (Sufyan Mark Michael Ali Patrick Feehly Wibowo), Bang Bibit Imut, Mbak Ambar Perkasa, Bulik Dewik Cibi cibi, semua komplit tapi jumlahnya yang berangkat kok tambah jadi 11 buah?
Nah karena disinilah awal kita bertemu seorang misterius dengan identitas samar, samar banget.. Tas cangklong kecil, tongkat kayu, wajah dibalut sarung wajah plus topeng, gak mau duduk, selalu berdiri dan puasa bicara alias diem wae, bisa dipastikan bahwa dia kemungkinan tengah melakukan ritual khusus pada misi daki dia di Lawu ini. Postur dan karakter Miripnya bisa kurang bisa lebih jadi kayak gini nih :

Percayalah, percayalahhhhh..
Apa dia ada hubungan keluarga sama hantu sadis bernama Freddy yang main film itu? Entahlah mirip banget kok tanya aja teman-teman saya, hanya dia dan Tuhan yang tahu..

Tapi syak wasangka kami ternyata salah, dia orang baik, terbukti dari sikap dia ingin masuk dan bergabung pada rombongan kami, melanjutkan daki bersama-sama kami, yah lumayanlah seenggaknya rombongan kami makin tambah semarak menjadi 11 buah anak manusia.

Tidak seperti perjalanan dari pos pos sebelumnya untuk menyelesaikan perjalanan dari pos 2 ke pos 3 ternyata lebih panjang, lebih menguras tenaga kami, sampai-sampai Paketu (Al-Asad, red) menyarankan untuk meninggalkan sebagian bekal air minum kami di pos bayangan antara pos 2 dan 3 agar kelak saat pulang turun dari puncak ketika ada hal yang tidak terduga atau hal surprise lainnya seperti kehabisan air atau bekal lainnya kita masih ada harapan hidup tinggi dan selamat karena seperti dikutip diatas tadi jalur Cemoro Kandang ini merupakan salah satu jalur tersadis untuk beberapa pendaki pemula atau bahkan sebagian besar orang lainnya.

Akhirnya kita tiba di pos 3 dengan kondisi masih sehat wal afiat walau diakui juga banyak yang ngos-ngosan,  mungkin ada juga yang udah bisa ngeluarin cengkeh rokok dari hidungnya? Mungkin juga malah ada yang nekat menyempatkan diri ngecek dompet segala :

Ni foto sebenarnya di pos 3 tapi waktu pas pulang

Kita mulai segera beristirahat dengan semangatnya, mulai bongkar muatan logistik dengan gesit, mulai kembali memotong dan memutilasi aneka ragam makanan yang kami bawa, roti, singkong, nasi bungkus, dan lain lainnya untuk kami lumat dan binasakan masuk ke dalam perut kami. Setelah itu tanpa babibu atau alipbaktak kita langsung cabut cinnnnnnn... melangkah menuju misi mulia mengharumkan nama Ngemplak di puncak tertinggi kedua di pulau Jawa tersebut. Toneng nonengg toneng nonenggg... jeng jeng, toneng noneng, jeng jeng jenggg.. cessssss


Nah di pos 4 dan 5 inilah cerita drama ala sinetron korea yang klimaks dan penuh konflik batin bakal terjadi, mulai dari skandal, kontroversi, tragedi, dan haru biru sepenuhnya mewarnai...

Mulai dari Bang Bibit yang lemas dan tepar mengenaskan terus minta dipeluk, rombongan yang mulai terpisah-pisah karena sebagian harus tinggal di pos 4 menemani serta merawat Bang Bibit yang tiba-tiba KO tadi, dan ada juga 2 orang yang terpisah ditengah-tengah antara rombongan depan dan rombongan belakang, 2 buah anak manusia itu adalah Bang Toing dan Bang Yoga :

Tetap tersenyum manis, walau harus terpisah


Rombongan saya, Bang Asad, Dewi, Ambar, Kang Kuncung tetap maju menuju pos 5 menyelesaikan misi ke puncak, di jalur ini adalah tantangan terakhir dan terberat kami karena jalur menuju ke pos 4 dan 5 tersebut tidak ada yang landai, lapisan yang kami jejak bukan tanah atau padas tapi langsung bebatuan kerakal seperti diaspal dengan babatuan secara alami.  sampai sandal gunung yang saya pakai pun sempat putus dan terpaksa harus nyeker kemudian kaki serasa dipijat-pijat refleksi, mak nyuk, mak nyikkk, aw, aw, aw, awwawaw gak apa-apa pantang menyerah yang penting tetap bisa lanjut.

 Dan selesainya kami sampai di pos 5 dengan masih melakoni drama dengan judul "Rombongan Yang Terpisah" kami gunakan sisa-sisa tenaga terakhir kami, seluruh ajian & tenaga dalam yang kami miliki, kami curahkan sepenuhnya untuk tetap terjaga dan stay fit menemukan tempat bermalam kami menyandarkan semua keletihan yang membebani kami, sebenarnya udah gak kemalaman lagi udah hampir menjelang waktu sepertiga malam akhir alias waktu dijam tangan saya jarum pendeknya menunjuk tegas di angka 3, belum juga rasa letih kami hilang kami harus bersabar untuk survive lebih lama lagi karena di sekitar area Hargo Dalem yang disana ada beberapa bangunan berbentuk pendopo yang biasanya diperuntukkan bagi mereka yang ingin numpang beristirahat atau tidur ternyata entah karena kita kurang beruntung atau memang belum beruntung tempat-tempat tersebut sudah terisi semua, tidak ada tempat bagi kami, saya dan Mas Asad harus berjuang lebih keras lagi untuk bisa menemukan tempat nyaman dan layak bagi kami beristirahat, dengan tinggal sedikit saja sisa asa yang kami miliki hampir saja kami pasrah akan menggunakan sebuah tempat berbentuk mulut gua dengan kondisi area bebatuan gamping untuk beristirahat, tapi ternyata Tuhan masih mau berbaik hati menguatkan kami, dengan sisa-sisa perasan dari ampas kekuatan yang seadanya, dengan nafas yang selalu tersengal-sengal kecapaian, kami meneruskan mencari tempat yang lebih layak untuk kami beristirahat, akhirnya saya dan Mas Asad memutuskan untuk mengelilingi sekali lagi area Hargo Dalem, bangunan tua terletak diatas sekitar warung gubug milik Mbok Yem, dan di gubug warung milik Mbok Yem sendiri pula tak luput dari ketukan jemari tangan kami yang selalu berharap akan ada tempat nyaman dan teduh untuk kami menumpang merebahkan badan sejenak.

Akhirnya drama adu pinalti eh drama pencarian tempat beristirahat dengan tenang dan damai bagi kami usai sudah tatkala saya mengetuk pintu gubug warung milik Mbok Yem dengan sedikit beramah tamah sebentar saya langsung diijinkan untuk segera masuk dan beristirahat didalamnya, lekas saja dengan riang gembira, bersiul tralala trilili saya mengajak teman-teman yang masih berada diluar yang sedari tadi menunggu saya.

Mas Asad tidak langsung istirahat beliau bersikeras untuk kembali ke pertigaan jalur antara pos 5 menuju puncak untuk menemui 2 teman kami yang tertinggal dan menunggu disana, ya adegannya mirip-mirip adegan difilm India pas lagi nyanyi-nyanyi sambil saling memanggil,
"Auwooo."
"Oii.. Oii"
"Auwooo.. "
Oii.. Oii"
"Toingggg, Yogaaaa..."
"Mas Asaddddd..."
"Toinggg, Yogaaa.."
"Mas Asadddd.." lalu saling berlarian menghampiri satu sama lain, berpelukan.

Setelah itu keadaan kami agak membaik, kami segera berkumpul dan beristirahat didalam gubug warung milik Mbok Yem tadi walau belum bisa memastikan kondisi para anggota rombongan yang berjumlah sekitar 3 orang yang tertinggal di pos 4 yang tidak bisa melanjutkan lagi karena salah satu dari mereka (Bang Bibit) tepar dan perlu perawatan intensif.

WELCOME TO MY SUNRISE

Saya sebenarnya malah yang gak kepikiran sama sekali, gak pernah kepikiran sama sekali bakal ada acara liat kedatangan sunrise pagi hari di Hargo Dalem, saya daki ya tujuan saya ke puncak, gak sanres sanresan, gak sanset sansetan (manyun karena gak dibangunin diajak ikutan liat)
Saya memang tidak ikut menikmati sunrise di Hargo Dalem tapi karena liat foto-foto hasil jepretan teman selama sesi sunrise itu berlangsung saya jadi terpaksa ikutan bilang WOW, takjub, dan bilang
 "Gila Ini Keren!!"
Ternyata beda ya, beda banget sinar matahari pagi yang selama ini kadang kalau terpaksa bisa bangun pagi saat saya liat dari atas genteng rumah saya pas sekalian ada acara rutin benerin genteng rumah yang bocor dengan sinar matahari pagi di Hargo Dalem, selaksa semburat sinar kuning keemasan yang elok dan teduh itu menebar sejuk menjadikan kita tidak hanya sedang menghirup oksigen yang segar, hangat, tapi juga mengucap rasa takjub dan syukur disetiap hembusan udara pagi yang kita hirup tersebut, Indah. langsung aja liat foto-foto amazingnya..










Setelah semua selesai sarapan, ngeteh, dan packing ulang bawaan dan perbekalan, kami pun segera melanjutkan perjalanan menuntaskan misi ke puncak,

Foto-foto aktifitas serta persiapan kami beberapa saat sebelum ke Hargo Dumilah (Puncak) di gubuk warung Mbok Yem yang bertempat di Hargo Dalem menuju misi terakhir kami :







Dan akhirnya here we go now......

tolelettolelet jeng jeng.. tolelettolelet jengjengjeng cessssss

Berangkattttttttttttttttttt!


Hargo Dalem menuju puncak sebenarnya tidak dibutuhkan begitu banyak tenaga karena selain badan kami kembali pulih dari keletihan serta fresh lagi setelah istirahat di Hargo Dalem tadi, juga karena jarak tempuh dari Hargo Dalem menuju Hargo Dumilah (puncak) tidak jauh, hanya dibutuhkan sekitar 15-20 menit saja untuk sampai digaris puncak tertinggi dari bagian gunung Lawu tersebut.
Disanalah misi kami kami berakhir, disanalah tempat puncaknya tekad yang kami genggam sekuat hati dari bawah, dari awal kami memanjat salah satu maha karya Tuhan yang agung ini.
Tapi jangan dikira mudah dan enteng ya karena selain begitu terjal trek yang kami ambil ini merupakan jalanan kerikil sempit dengan tanah gembur yang mudah ambles dan longsor, sangat harus berhati-hati kalau tidak ingin mudah tergelincir atau terjatuh.






Kami pun harus dipaksa untuk banyak mengambil jeda, brik ditempat untuk mengatur nafas (tidak tertulis "break" takut ada yang salah baca). Tapi kami pantang ngos-ngosan begitu saja, tanpa kenal panas dan berdebunya jalur yang sedang kami lewati ini, kami tetap dengan perlahan serta pasti maju memuncak, naik perlahan demi perlahan dengan kesabaran, sejengkal demi sejengkal langkah, setapak demi setapak tekad, karena semakin kami maju, semakin kami mendekat keatas semakin membuncah pula semangat yang menggebu untuk menyelesaikan misi kita ini. Menuju puncak gemilang cahayaaaaaa...






Mas Yoga, oh senyummu.. gak nahan bo'

rasa capek, penat, lelah, kegembiraan, bangga, senang, haru, garuk-garuk kepala, jidat bercampur membulat menjadi satu. Jadi sampe bingung mo ngapain aja disana.

Kami hanya bisa terhenyak saat mengitari pandangan diluasnya maha puncak gunung Lawu ini,Tapi keterbingunan kami langsung sirna begitu saja karena udah dari awal niat banget pengen menarsisisasikan diri kami; berfoto-foto, jepret sana jepret sini, say cis sana, say cis sini.. :D
Maaf ni ye temen-temen misi-misi mo lewat numpang narsis sebentarfloating crazy rabbit












Bersama Mbahe Pesenjapala




































































Bukan hanya tentang menghitung seberapa lelah sisa dari ribuan ayunan kaki kami, Tidak pula hanya tentang cucuran derasnya keringat yang setiap saat kami usap bersih dengan kesabaran semampu kami,
Tapi juga tentang seberapa hebat kami mempertahankan keyakinan untuk tetap melihat tegak dan maju, walau berat tertatih, walau di depan sana serba sulit, didepan serba tidak pasti, di depan sana tantangan demi tantangan serba semakin besar... karena kami sedari awal percaya, dari dasar hati kami telah yakin tentang di atas sana, tentang impian kami yang kami pancangkan diatas sana, tentang tekad kami yang kami tancapkan kokoh diatas sana, tentang cita-cita, harapan, impian yang sudah dahulu kami gantungan jauh berada diatas sana, kami harus sampai diatas sana, kami harus datang diatas sana, kami harus menjemput tentang semua yang kami yakini ada diatas sana, jiwa raga kami harus juga bisa berdiri tegak diatas sana, pijakan kaki kami juga harus bisa terpancang kuat diatas sana, tidak ada yang lebih membanggakan selain mengucap iringan kata-kata syukur dengan kepuasan batin yang selalu terus merasakan bahagia ketika.... DIATAS SANA!

Terimakasih teman-teman semua Bang Asad, Bulik Dewik, Agan Faiz, Mbak Ambar, Mas Yoga, Mas baik Andri kuncung, Mas Agus apikan, Bang Toing keren, Mas Bibit Kalem tur apikan banget, Saya Sendiri juga :D terima kasih atas support, pertemenan selama daki, tentang aktifitas tolong-menolongnya, tentang singkong, roti, air mineral rasa berbagi yang hangat dan enak sekali.. Singkong gula jawa terlezat yang pernah saya makan itu.. juga tentang kebaikan kalian, rasa kompak, kebersamaan, dan saling melengkapi satu sama lain, hopefuly next have more great chance to climbing high not only mountain but our dreams too togetherly..


DIBUANG SAYANG :






















Ahaha titipan bang Bibit



Sopo IKI?!!










Ciye ciye ciyeeee ciuw ciuw

Endinge gambar iki gak enak banget yahaha

Nb : Video pas dipuncak nyusul uploadnya yak.. sabar teman-temanku sayang :D
Perjalanan turun dari puncak pun masih pending untuk ditulis :P

Posted on Saturday, September 07, 2013 by Unknown

2 comments

Sunday 4 August 2013

Berbagilah jangan menunggu ada sesuatu yang layak pakai, berbagilah bukan karena harus dahulu ada yang pantas menerima.. Tapi berbagilah karena hati, berbagi karena memang kita merasa selalu layak melakukan kebaikan, berbagi karena kita pantas untuk selalu membahagiakan orang lain. Berbagi setiap saat, setiap hari, kapanpun, dimanapun, kepada siapapun, bukan hanya dari apa yang kita miliki, tapi juga dari apa yang kita cintai, dari hati.
















Here some video that trying touching you to keep sharing..

 


 









Sharing Not Only Making you Caring, But Also Carrying You Find A Better Place, A Better World.
-My words-

Posted on Sunday, August 04, 2013 by Unknown

No comments

Thursday 25 July 2013

Andaikan profesor-profesor, teknisi, peneliti, programmer, di dunia ini ada yang bisa menemukan cara membuat alat atau mesin pembuat waktu pasti tidak ada kata menyesal, tidak ada kekecewaan, kesedihan, kata meminta maaf, tidak ada orang yang saling bertengkar, tidak ada perang, tidak ada orang yang kelaparan, tidak ada orang yang tidak bisa sekolah karena kemiskinan, tidak ada kesalahan yang harus terjadi, tidak ada orang yang berbohong kemudian semuanya hidup damai dan bahagia selama-lamanya.

Kok bisa?
Coba kalo ada yang bisa membuat alat pembuat waktu, mau kapanpun, punya keinginan yang terlewatkan, tidak bisa terwujud, atau ingin memperbaiki sesuatu hal kita tinggal pencet sebuah tombol dan alat tersebut akan memproses sebuah sistem dimana kita bisa mengulang, mempercepat, menghentikan sebuah waktu kapan dan dimana sebuah kejadian telah terjadi, mirip mesin waktu ya? tidak juga karena tidak seperti mesin waktu yang hanya bisa kita telusuri dimasa lalu atau ke masa depan dan ketika kita ingin merubah belum tentu kita bisa memperbaiki waktu dimasa lalu atau dimasa depan sesuai dengan keinginan kita, tapi di alat pembuat waktu kita bisa menciptakan waktu yang belum pernah kita lalui sebelumnya bahkan takdir yang tidak ada pada saat dimasa depan sekalipun.

Mesin pembuat waktu bekerja seratus persen sesuai dengan apa yang memang kita inginkan, tidak ada penghalang, hambatan atau masalah, jadi benar-benar mengenai apa yang kita imajinasikan dan rencanakan tentang suatu keinginan atau kejadian.

Kinerja alat pembuat waktu tersebut persis sama dengan trik sulap atau sihir bim salabim abrakadabra. ada berbagai tombol perintah yang tersedia didalamnya yang multifungsi yaitu bisa menjalankan berbagai rencana atau tugas dalam satu waktu bersamaan.

Misalnya ketika kita ingin membuat waktu dimana "Musim Panen Tiba" kita tinggal ketik perintah tersebut, dan kemudian dalam mode waktu 2 menit yang disediakan pada alat tersebut kita bisa mengatur kelengkapan sebuah proses dimana kita bisa mencapai sebuah waktu atau kejadian dimana panen raya yang sempurna tersebut berhasil kita buat, alat tersebut sangat cerdas sehingga untuk pengguna pemula ada berbagai suggestion button (tombol pilihan saran)  yang harus dipilih atau otomatis bekerja. 30 detik untuk membuat benih unggul, 30 detik untuk menumbuhkan bibit, 30 detik untuk proses perawatan pertumbuhan, 30 detik menciptakan mesin pemanen otomatis, dan 30 detik berikutnya adalah proses akhir sebuah panen raya digelar dan... mission complete!

 Alat pembuat waktu ini bekerja dengan sebuah sistem teknologi akurasi simulasi realistis sehingga setiap waktu dari sebuah kejadian secepat apapun dibuat tetap melalui setahap demi setahap proses alami dari kejadian tersebut diciptakan.

Mesin pembuat waktu yang super hebat! tapi jadi berbahaya jika masih ada orang jahat di dunia ini yang akan menyalahgunakan kehebatan Mesin pembuat waktu tersebut. Tapi tidak akan menjadi masalah kalau yang menemukan alat tersebut adalah orang cerdas, baik, dan bijaksana. Dia pasti akan rewind/flash to backward ke masa dimana manusia ada sebelum dilahirkan kemudian memformat ulang sebuah data base dari sifat manusia agar mereka semua menjadi orang yang baik, tidak ada yang jahat, semua orang ramah, saling menolong, cerdas, rajin, saling mencintai dan menyayangi, semua orang ditakdirkan kaya karena masing-masing cerdas bisa memenuhi kebutuhan sendiri tapi selalu suka bersosialisasi dan gotong royong.

Sebenarnya Alat pembuat waktu itu sudah ada, benar-benar sudah ada, telah diciptakan, dan sekarang alat tersebut sedang berada ditempat teraman dijagat raya, alat itu diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yang menjaga dan menyimpan alat tersebut seandainya bisa aku miliki alat tersebut atau paling tidak diperkenan oleh Tuhan memencetnya, aku hanya ingin memencet satu tombol saja, satu tombol dimana dalam satu pencetan tombol tersebut semua keinginanku diatas bisa dikabulkan. amien. Kenapa ya Tuhan tidak memencet tombol membuat waktu
dimana ada seseorang manusia yang bisa membuat alat pembuat waktu seperti itu juga.



“Time is what we want most,but what we use worst.”
William Penn




 

Posted on Thursday, July 25, 2013 by Unknown

No comments

Monday 15 July 2013

Hari ini aku ngambek sama Mama, gara-gara dia selalu lupa menepati janjinya membuatkanku roti bakar lapis selai cokelat impianku..

Tapi kalau aku cuma ngambek, mengunci kamar dan bersembunyi terus seperti ini malah membuatku tidak cepat menemukan janji Mama dan semakin jauh dari roti bakar selai cokelat impianku..

Baiklah malam ini aku akan pergi keluar rumah!

Aku akan menyelinap perlahan-lahan sampai anginpun tidak bisa mencium suara derap kaki mungilku,
Mama juga pasti belum pulang dari kerja kan? Yes!, Ayah? Beliau sedang naik mobil dengan tas besar yang setia beliau bawa yang sebelum berangkat pasti selalu berpesan kepadaku untuk hati-hati dirumah, jangan suka nakal, jangan lupa ngerjain PR, rajin bantuin  Mama menyiram bunga dikebun ya? Ayah ada dinas keluar kota 2 minggu lagi baru pulang membawa oleh-oleh yang banyak untukku.

Aku senang akan dapat banyak oleh-oleh dari Ayah nanti, tapi juga sedih, seandainya Ayah tau kalau aku lebih senang sebelum berangkat Ayah juga pesan kepada Mama untuk jangan sibuk kepada pekerjaannya agar kemudian tidak lupa menepati janjinya membuatkanku roti bakar selai cokelat impianku.

Aku tidak tau kalau aku sudah asyik bercerita dan ngomong sendiri sampai ternyata tidak terasa kakiku berputar-putar merayapi jalanan kecil dan kemudian berhenti ketika sampai didepan altar pendopo balai desa di ujung kampungku ini.

Aku seorang anak kecil yang masih takut gelap apalagi keluar rumah malam-malam seperti ini, terus aku menangis, sekarang malah sesenggukan aku benar-benar takut, tapi dalam hati aku juga sangat gembira karena disinilah aku bisa bebas melihat indahnya bintang-bintang yang kilauan cahayanya berserakan diangkasa yang luas ini.

Aku memang dari rumah sengaja mencari tujuan ke altar pendopo di balai desa, disini sambil menengadahkan tangan dan mendongak keatas aku ingin berdoa kepada Tuhan, tapi aku harus berhenti dan mengusap air mataku, aku harus bisa diam dulu dengan tidak perlu dijewer Mama untuk berhenti menangis, pasti Mama akan bangga kalau melihat aku yang menangis bisa berhenti sendiri tanpa Mama harus repot-repot dulu menjewer telingaku.

Sehabis aku berhenti menangis aku mengeluarkan sobekan kertas kecil yang sudah berisi doa yang aku tulis dari rumah tadi...

"Bintang kecil dilangit yang tinggi amat banyak menghias angkasa, aku ingin terbang dan menari jauh tinggi ditempat kau berada....
Hai bintang temanku!, sekarang mungkin aku belum bisa terbang jauh tinggi ditempat kau berada, tapi aku sudah bernyanyi dan menari disini bersamamu, menemanimu jadi kamu harus membantuku berdoa ya, aku ingin berdoa tentang mimpi-mimpiku, tapi malam ini aku hanya akan bercerita tentang satu mimpiku yang selama ini ingin sekali aku wujudkan, tapi jangan bilang siapa-siapa ya selain aku, kamu, dan teman-temanmu itu.
Mimpiku yang segera kuinginkan untuk menjadi kenyataan adalah aku ingin sekali mamaku tidak disukai oleh bapak-bapak gendut seperti bos yang dipanggil Professor oleh Mamaku ditempat kerjanya, dan bosnya itu kemudian menyuruh Mamaku untuk tidak boleh bekerja ditempat dia lagi, dan Mamaku kemudian pulang ke rumah dan tidak bekerja disana lagi selama-lamanya dengan begitu Mama pasti selalu berada di rumah menemaniku agar tidak selalu kesepian dan setiap pagi selalu bisa membuatkanku roti bakar selai cokelat untuk bekal yang aku bawa berangkat ke sekolah tanpa harus lupa atau berjanji-berjanji.. Nah bintang kecil dilangit kamu kan tinggi, bawa doaku dan impianku tadi tinggi sepertimu ya biar bisa lebih dekat dan didengar oleh Tuhan, teman-temanmu kan banyak tolong minta mereka untuk membantu membaca doaku ini ya biar cepat dikabulkan oleh Tuhan , amien.."

Twinkle, Twinkle Little Star by Jewel on Grooveshark

 Dan kini Tuhan mengabulkan doaku, Mama berhenti bekerja tapi bukan karena dipecat oleh bosnya tapi karena memang sudah waktunya tiba untuk pensiun dari projek penelitian disuatu badan antariksa milik pemerintah yang telah berhasil mereka jalankan selama ini. Malah aku yang meneruskan pekerjaan yang telah Mama mulai tersebut.
Bintang-bintang sekarang menjadi sahabat dekatku, terimakasih ya karena kalian aku suka pelajaran matematika, fisika, dan geografi, sehingga kini aku sudah tidak lagi takut gelap bahkan akan berpetualang dipekatnya debu dan gas serta 200 Miliar lautan bintang-bintang galaksi dengan Ayah, salah satu bekal sekotak roti bakar selai cokelat buatan Mama dan Astronaut Spaceship Apollo 303ku.
Oiya bintang-bintang sekarang kan aku sudah bisa sama tinggi seperti kalian, Mamaku titip doa buat kalian dan kuharap kalian bisa mendengarkannya.
"Jangan lelah dan berhenti bersinar ya, demi menemani dan menerangi impian anak-anak lainnya yang seperti aku waktu dulu."

Oscar Wilde

“ya, aku memang seorang pemimpi. karena pemimpi adalah orang yang dapat menemukan jalannya hanya dengan diterangi cahaya bulan (dan kerlipan bintang-bintang), dan orang pertama yang melihat matahari terbit sebelum seluruh dunia melihatnya.”Oscar Wilde







Posted on Monday, July 15, 2013 by Unknown

No comments

Tuesday 2 July 2013

  Cita-citaku dulu sebelum punya rambut kribo pengen jadi astronot tapi kayaknya karena suatu keadaan sekarang jadi gak mungkin buat punya kesempatan meneruskan cita-cita tersebut, tapi bukan berarti aku pasrah menerima takdir memupuskan cita-cita.
  Karena sekarang aku mempunyai keinginan dan harapan mengubah nilai suatu bentuk negatif dari rambut kriboku ini menjadi nilai plus, nilai positive. aku ingin bercita-cita menjadi orang-orangan sawah, dengan setiap hari tugasku menakut-nakuti dan menghalau burung itu artinya aku bisa membantu para pak petani menjaga dan merawat padi-padinya, nah kalo padi-padinya bisa tumbuh subur sampai siap dipanen terus pak petani mendapat hasil melimpah lalu tidak ada lagi sembako mahal, tidak perlu repot-repot mesen dan beli beras dari luar negeri, tidak ada lagi kasus busung lapar, tidak ada lagi orang antre atau rebutan jatah raskin bulog, pada akhirnya semua akan merasakan kemakmuran gemah ripah loh jinawi dan semua hidup bahagia selama-lamanya.



Posted on Tuesday, July 02, 2013 by Unknown

2 comments